Monday, November 09, 2009

mata, cinta dan realita

Posted by f. surya pramudya

aku ingin pergi, namun terlanjur mati, terjebak dalam palsunya ironi.

jangan sebut cinta itu buta dihadapanku, karena cinta tidak membuatku buta.

cinta membuatku melihat lebih jelas.
mataku mungkin hanya dua, namun cukup untuk melihat realita.
mengambil kesimpulan dari fakta, bukan hanya rasa.

rasa cinta memang kadang ambigu, namun fakta sudah pasti tentu
aku tak berharap banyak, hanya tidur yang nyenyak.
tidak memikirkan cinta yang fana saat bangun dipagi buta.
kadang memang indah, namun membohongi diri sendiri itu kadang tidak lah mudah.

boleh kau teriak tentang cinta yang membelenggu hari mu didepan muka ku
ya, aku itu kamu, yang juga sedang terbelenggu
kita ingin bisa tertawa, bukan? buat apa mengejar batu yang diam.
andaikan aku ombak, batu memang selalu ada, namun seolah diam menggantung rasa.
ombak ingin berkata cinta, namun bukan dengan batu, bagaimana kalau rumput laut?
namun tidak mungkin, sudah terlanjur dekat dengan batu.
batu yang kuat, jangan sampai meneteskan air mata, untuk ombak yang entah siapa..

dalam benakku, aku mengejar pelangi yang riang, bukan sinar rembulan yang diam.
bukan diam, hanya pendiam. mungkin menerangi malam, namun..

aku bukan kehabisan kata, namun takut dia curiga.
aku bukan takut untuk berkata, namun takut pada diam seribu bahasa
ya, jangan biarkan realita cinta membelenggu, buka mata mu, lihat sang pelangi menunggu

0 comments: