Monday, March 01, 2010

cukup satu

Posted by f. surya pramudya

cukup satu frasa, ketika mataku berkaca dan membaca rima kata hatinya
cukup satu bahasa, ketika logika mulai bertanya dan terus menganggukkan kepala

cukup untuk tahu bahwa ia terpaku, tak bisa melepas diri dari nafsu
membuat mu berharap untuk bisa merona dalam fana, meski ia yang sesungguhnya ada tak bisa terbaca
tersembunyi dibalik kecilnya nyali, hanya mampu berbisik dibalik air yang gemercik
terus mengaku bahwa dirinya tahu sesuatu
ya, suara jiwa yang tak peduli rupa dan strata . . .

cukup untuk sadar bahwa kau tetap bersandar, tak jua bergeming
meski bayangan nan indah dalam angan mulai memudar, mengering
terus menggiring seakan berbisik dan menghasut untuk terus berpaling

cukup satu frasa, ketika mataku berkaca dan membaca rima kata hatinya
cukup satu bahasa, ketika logika mulai bertanya dan terus menganggukkan kepala

sesuatu yang hanya membakar amarah, membuatnya terus melirik tanpa rasa bersalah
tak kuasa untuk lari dari sebuah permainan, meskipun hanya ada dalam pikiran
indahnya perkataan, dan hangatnya genggaman tangan yang membelenggu kesadaran, memutar kenyataan
aku yang tak pernah salah, kini terpaksa menyerah

cukup satu yang aku perlu untuk menggenggam harapmu
bukan aku, tapi hatiku yang tertunduk malu sambil menyebut,
. . . waktu




(maap berantakan,udah mau les..)

0 comments: